Jepara, Monumen tiga tokoh perempuan Jepara yang berada di bundaran
Ngabul, Kecamatan Tahunan, Jepara, kini sudah bisa dilihat dan dinikmati
masyarakat. Tiga tokoh perempuan Jepara yaitu dari Ratu Shima, Ratu Kalinyamat
dan RA Kartini tampak menjadi ikon patung tersebut.
Tugu monumen tiga tokoh perempuan Jepara tersebut diresmikan
pada 22 Desember 2016 lalu. Namun, belum genap sebulan usai diresmikan, kini
kontruksi monumen patung tersebut sudah terlihat retak. Keretakan tersebut
terdapat di empat titik, yakni di bagian utara, selatan, barat dan timur.
Monumen yang dibangun dengan biaya Rp 2,5 miliar tersebut
dipadati pengunjung pada waktu tertentu. Paling banyak malam hari, mulai
sehabis maghrib hingga larut malam. Anemo masyarakat juga dimanjakan dengan
banyaknya Pedagang Kaki Lima (PKL) di kawasan tersebut. Tiga patung yang
menelan anggaran Rp 2,5 miliar itu juga ramai pada sore hari.
Sedangkan untuk tiap retakannya diperkirakan panjangnya
sekitar 5 hingga 10 meter. Sedangkan untuk lebar retakan tersebut 1 hingga 2
sentimeter. Belum diketahui secara pasti penyebabnya apa. Apakah dari kontruksi
bangunan atau dari seringnya dipanjat oleh warga.
Pelaksana tugas bupati Jepara Ihwan Sudrajat pada Kamis
(5/1/2017) langsung meninjau ke lokasi bersama dengan Kepala Dinas Pekerjaan
Umum (PU) dan Cipta Karya, Kabid Cipta Karya, dan bagian Pemerintahan Dinas
Perhubungan (Dishub) Jepara bagian penanggung jawab proyek.
Plt Bupati Ihwan Sudrajat mengatakan,
bangunan monumen tiga tokoh pahlawan perempuan Jepara tersebut sudah sesuai
dengan spesifikasi dan kontruksi bangunan. Menurutnya kerusakan tidak begitu
parah, hanya dibagian lempenganya saja yang retak.
Kalau dilihat dari jauh kelihatan megah tapi ketika mendekati banyak yang Retak Grompal. Ungkap Masyarakat
” Proyek pembangunan monumen ini ditangani PT Maha KaryaUtama Abadi Bandung. Dan saat ini masih masa pemeliharaan dan menjadi tanggung
jawab dari kontraktor. Saya menyarankan, agar perbaikan maksimal sebaiknya
lempengan nya dibuka lalu diperbaiki,” katanya.
Lebih lanjut Ihwan mengatakan, retakan bangunan terjadi
diduga karena tanah di bagian bawah ambles. Salah satunya mungkin karena sering
dipanjat sehingga mengenai bagian bawah.
” Kontruksi itu memang tidak untuk dipanjat, retaknya
bangunan itu diduga adanya gaya gravitasi beban bergerak kebawah yang kuat
sehingga menyebabkan tanah ambles dan lempengan retak,” terangnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar