Kamis, 26 Januari 2017

Masyarakat Kecewa Hasil Monumen 3 Tokoh Jepara yang habis 2,5 M


Jepara, Monumen tiga tokoh perempuan Jepara yang berada di bundaran Ngabul, Kecamatan Tahunan, Jepara, kini sudah bisa dilihat dan dinikmati masyarakat. Tiga tokoh perempuan Jepara yaitu dari Ratu Shima, Ratu Kalinyamat dan RA Kartini tampak menjadi ikon patung tersebut.

Tugu monumen tiga tokoh perempuan Jepara tersebut diresmikan pada 22 Desember 2016 lalu. Namun, belum genap sebulan usai diresmikan, kini kontruksi monumen patung tersebut sudah terlihat retak. Keretakan tersebut terdapat di empat titik, yakni di bagian utara, selatan, barat dan timur.

Monumen yang dibangun dengan biaya Rp 2,5 miliar tersebut dipadati pengunjung pada waktu tertentu. Paling banyak malam hari, mulai sehabis maghrib hingga larut malam. Anemo masyarakat juga dimanjakan dengan banyaknya Pedagang Kaki Lima (PKL) di kawasan tersebut. Tiga patung yang menelan anggaran Rp 2,5 miliar itu juga ramai pada sore hari.

Sedangkan untuk tiap retakannya diperkirakan panjangnya sekitar 5 hingga 10 meter. Sedangkan untuk lebar retakan tersebut 1 hingga 2 sentimeter. Belum diketahui secara pasti penyebabnya apa. Apakah dari kontruksi bangunan atau dari seringnya dipanjat oleh warga.

Pelaksana tugas bupati Jepara Ihwan Sudrajat pada Kamis (5/1/2017) langsung meninjau ke lokasi bersama dengan Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) dan Cipta Karya, Kabid Cipta Karya, dan bagian Pemerintahan Dinas Perhubungan (Dishub) Jepara bagian penanggung jawab proyek.

Plt Bupati Ihwan Sudrajat mengatakan, bangunan monumen tiga tokoh pahlawan perempuan Jepara tersebut sudah sesuai dengan spesifikasi dan kontruksi bangunan. Menurutnya kerusakan tidak begitu parah, hanya dibagian lempenganya saja yang retak.
Kalau dilihat dari jauh kelihatan megah tapi ketika mendekati banyak yang Retak Grompal. Ungkap Masyarakat

” Proyek pembangunan monumen ini ditangani PT Maha KaryaUtama Abadi Bandung. Dan saat ini masih masa pemeliharaan dan menjadi tanggung jawab dari kontraktor. Saya menyarankan, agar perbaikan maksimal sebaiknya lempengan nya dibuka lalu diperbaiki,” katanya.

Lebih lanjut Ihwan mengatakan, retakan bangunan terjadi diduga karena tanah di bagian bawah ambles. Salah satunya mungkin karena sering dipanjat sehingga mengenai bagian bawah.

” Kontruksi itu memang tidak untuk dipanjat, retaknya bangunan itu diduga adanya gaya gravitasi beban bergerak kebawah yang kuat sehingga menyebabkan tanah ambles dan lempengan retak,” terangnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Up